APARTEMEN 1103
(dalam lift)
setiap hari penyaksian
bersaksi atas langkah-langkah
tertatih menyisir
lempeng logam—naik turun
getar nafas rongga
dada tertumpah
pada putih perca
terbuang dan terpendam
bersama kepingan
teka-teki
ingin lari mengejar bayang-bayang
diri
yang datang dan pergi
tanpa permisi
mendobrak kuat balok
pengurung
dalam tanya
ketidakpastian
keseimbangan tercabar
(lantai sebelas,
pintu ketiga)
lorong gelap kutemukan
langkah-langkah
kembali pelan
mencari celah cahaya
di sini pilihan-pilihan
tersuguh
usung pintu
persilahkan tujuan
dan penyaksian kembali
tergelar
lempengan berderit
menelan kebekuan
waktu terus berputar
sinar memancar
(ruang imaji)
terhampar memar di
seluruh sasar
kepingan rasa
serabut duka
buraian airmata
mengalir pelan dari
waktu ke waktu
kembali
langkah-langkah terayun
lima penjuru bersaksi
atas hitamputih
rasa asin dan amis di
sepanjang ruang tualang
bersama jarum berputar
cahaya kembali meredup
(pembaringan malam)
ini saat langkah
terhenti
lelapkan diri bersama
sepi
mengeja hakiki dalam
penantian
dan kucuran airmata
menghilang
di barisan kenang
Juni-September 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar