Selasa, 28 Mei 2013

TRAGEDI OKTOBER



TRAGEDI OKTOBER
Oleh: Luluk Andrayani



"Mak, aku mau pergi ke luar negeri cari uang." Kata itu terlempar begitu saja dari mulut Ratna suatu senja, kata itu juga yang membuat seluruh isi rumah kaget. Ibu dan suaminya hanya bisa saling pandang. Ibunya mencoba menasehatinya namun tidak bisa melunturkan niat yang telah bulat di hati Ratna. Suami dan anaknya pun tidak bisa lagi menghalanginya. Meskipun bisa dikatakan hidup mereka sudah cukup. Tapi entah apa yang bersarang di otak Ratna waktu itu.

Dengan berbekal sehelai harapan Ratna menyusuri lorong-lorong kehidupan yang keras. Negeri Beton, Hong Kong, adalah tujuannya. Setelah mengurus seluk-beluk persyaratan kerja di luar negeri, Ratna belajar memahami bahasa Kantonis sambil menunggu visa kerjanya jadi. Hari yang dinanti telah tiba, tepat mengawali bulan Oktober tahun 2010. Menggenapai pula umurnya menuju 25 tahun, Ratna meninggalkan kampung halaman juga negeri tumpah darahnya sendiri, serta orang-orang yang dicintainya.

Pada awal tiba di Hong Kong pola hidup Ratna biasa-biasa saja. Dandan juga biasa. Namun disebabkan orang China tidak bisa atau tidak fasih dalam melafadkan huruf "r", Ratna dipanggil Anna oleh majikannya, hanya ini yang berubah. Beruntunglah Ratna, sebab majikannya termasuk majikan yang baik, tidak terlalu cerewet dan dia berhak mendapatkan libur rutin Minggu dan libur umum. Dengan begitu Ratna bisa  berkenalan dengan  orang-orang yang bekerja menjadi buruh migran sepertinya. Salah satunya Mika, teman satu flat juga satu kampungnya. Awalnya Mika banyak membantu Ratna untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya itu. Pergi ke pasar atau liburan selalu bersama.

Ratna dan Mika sering bertukar pikiran jika ada masalah-masalah yang terjadi, baik itu masalah keluarga yang di kampung atau juga masalah dengan majikan. Namun, lambat laun perangai Ratna berubah, itu terjadi setelah Ratna berkenalan dengan lelaki Pakistan yang bernama Raj. Dia lupa segalanya. Bahkan anak dan kekuarga yang selalu merindukannya pun terlupakan.

Mika, sebagai teman yang telah lama dan tahu bagaimana kerasnya kehidupan buruh migran Hong Kong, mencoba untuk menyadarkan agar jangan sampai dia terjerumus ke dalam lingkaran hitam.

"Na, ingatlah tujuan kita semula ke sini. Jangan terpengaruh rayuan gombal lelaki brengsek di sini."

"Yang ini beda, Mbak Mika, dia baik kok. Lagian kita cuma berteman saja. Jadi tidak apa-apa kan?"

"Awalnya memang begitu, Ratna, kamu ini meskipun sudah punya anak, tapi tubuhmu masih membuat ngiler lelaki-lelaki kesepian seperti mereka. Apalagi wajahmu kamu lumayan cantik juga. Sayang kan kalau kamu dirusak oleh mereka. Ingat anak, ibu dan suamimu di kampung." Mika panjang lebar mencoba menasehati. Namun semua itu dimentahkan begitu saja oleh Ratna.

Hari Minggu yang cerah, Ratna berdandan super sexy dengan memakai rok mini yang panjangnya hanya menutupi paha atasnya dan sepatu hak 15 cm, dia berjalan gontai. Mika hanya geleng-geleng kepala melihatnya.

“Hati-hati saja Ratna!” pesan Mika.

***

“Hei, Ratna, ngapain pagi-pagi sudah melamun di situ?” Tanya Mika. Ratna hanya diam, airmatanya meleleh. “Ehh… kok malah nangis di sini? Emang nggak keluar ama bojomu ya?”

Ratna hanya menggeleng. Merasa prihatin dengan teman satunya ini Mika hanya bisa duduk di sebelah Ratna tanpa banyak tanya lagi. Dia hanya menyodorkan satu pak tissue kepada Ratna. Tidak berselang lama tangis Ratna mereda.

“Mbak Mika aku harus bagaimana?”

“Ada apa sebenarnya? Apa Raj memutuskanmu. Lebih baik putus to, daripada diterusin kamu kan masih ada anak dan suami yang sah di rumah. Lagian ngapain kamu ngejar-ngejar orang yang tidak jelas asal-usulnya?”

“Bukan itu Mbak, dengan Raj aku sudah lama putus, tapi…” kali ini tangisnya semakin menjadi. Mika kebingungan mengapa Ratna sampai seperti itu. Mika tak kalah heran melihat perangai Ratna yang berubah menjadi cengeng, tidak seperti biasanya.

“Kenapa? Diinterminit ya?” yang ditanya hanya menggelengkan kepala. Mika semakin kebingungan, interminit bukan, putus cinta bukan, lantas apa yang membuat Ratna menangis seperti ini.

***

Mak, aku pulang!” seru Ratna di depan pintu. Dia heran mengapa di rumahnya banyak sekali orang berdatangan. Tak seorang pun menyapanya. Ada hajat apakah di rumah? Anaknya masih berumur tujuh tahun, kalau mau dikhitan mengapa ibu atau suaminya  tidak mengirimkan SMS kepadanya? Pikirannya melayang-layang.

Tetapi alangkah terkejut, ketika Ratna melihat sesosok tubuh yang terbujur di ruang tamu. Dia mendekati ibunya dan bertanya. Namun ibunya hanya menangis, bahkan suaminya pun menangis. Mereka semua tidak menjawab.

Ketika kain penutup disibak, hatinya Ratna menjerit. Kepala mayat tersebut penuh jahitan, bahkan bisa dikatakan hancur hingga wajahnya tidak bisa dikenali. Siapakah dia pikir Ratna. Lalu dia mencoba mengingat-ingat. Namun Ratna hanya melihat wajah ibu dan suaminya yang penuh kepasrahan.

“Anakku, di mana anakku?” teriak Ratna histeris. Dia berlari-lari mencari anaknya, namun tidak di mana-mana tidak ada. “Nak, Ibu sudah pulang, Nak, kamu ada di mana? Jangan tinggalkan ibu, maafkan ibu, Nak!”

Ratna berlari dan terus berlari. Tubuhnya serasa ringan, seperti melayang-layang. Lalu dia tersungkur dan menemukan sebuah nisan yang terukir namanya.

Bruaakkkkkkkkkkkk!” suara bus menabrak sesuatu yang terjatuh dari jembatan penyebrangan di atas jalan itu. Semua di dalam bus orang terpekik kaget. Seorang wanita meloncat dari jembatan. Supir bus juga terkaget dan dia terlambat mengehentikan busnya, sehingga wanita itu terlindas ban setelah jatuh di jalan.

Sirine ambulan meraung-raung mengantar jasad wanita tersebut ke rumah sakit setempat. Nyawanya pun tak tertolong sebab kepalanya remuk terlindas bus. Di ujung lorong rumah sakit itu, seorang wanita duduk gemetaran. Wajahnya pucat pasi dan penuh tanda tanya, seakan dia tidak percaya akan apa yang baru saja dilihatnya.

Are you her friend?” tanya seorang wanita yang berseragam polisi di rumah sakit tersebut.

“Yes, Miss!” jawabnya gemetaran.

"What is your name?"

"Mika."

“Okey, Mika, can you tell me, what happen before?”  polisi itu mulai mengintrogasi.

Mika dengan gemetaran menceritakan tentang kejadian hati itu waktu mau belanja ke pasar dan hal yang diketahuinya tentang Ratna sampai saat mereka berjalan di atas jembatan dan tanpa bisa dicegah Ratna berlari dan meloncat dari jembatan penyeberangan itu. Mika memang saksi utama yang menyaksikan dengan mata kepala bagaimana keadaan Ratna dari awal mereka bersama sampai Ratna mengakhiri hidupnya. Mika  jugalah mengurus keperluan Ratna sampai jasadnya dipulangkan.

Setelah hasil autopsy keluar, Mika terhenyak dan kaget bukan kepalang. Ternyata Ratna menyimpan rahasia, di dalam kandungannya ada anak yang berumur tiga bulan. Inikah sebab kamu mengakhiri hidup Ratna? Tapi tanggunganmu di akhirat lebih berat daripada tanggunganmu di dunia ini. Kamu belum bertaubat atas zina yang kamu lakukan, ditambah lagi mengambil paksa dua nyawa sekaligus, nyawamu dan nyawa anakmu yang tidak berdosa. Kalau kamu mendengar apa yang kunasihatkan kepadamu dulu…, ah… tapi kuasa dan kehendak Tuhan siapa yang bisa mengahalaninya?

Mika juga dimintai majikan Ratna untuk membereskan pakaian dan barang Ratna untuk dikirim pulang ke kampung. Tanpa sengaja Mika menemukan buku diary Ratna dalam tas Ratna yang dipakai hari libur kemarin dipakai bersamanya. Mika terhenyak seketika melihat deretan tulisan yang tertulis di atas buku itu pada bagian:

“MALAM LAKNAT, DUNIA SEAKAN KIAMAT
20 Juli 2012

Tadi malam, sehabis aku menyelesaikan pekerjaanku di dapur, seperti biasa aku selalu menanyai majikanku yang perempuan apakah dia perlu sesuatu atau perlu ke toilet. Sebab dia tidak bisa berjalan sendiri. Tubuhnya mati sebelah tanpa sebab sejak sepuluh tahun yang lalu. Tapi dia bilang dia tidak perlu apa-apa. Majikanku yang laki-laki belum pulang, aku terpaksa menunggunya sampai dia pulang. Jam dinding telah menunjukkan pukul 12.00 malam. Tiba-tiba bel berbunyi. Itu pasti majikanku, memang benar. Sialnya majikanku dalam keadaan mabuk berat. Tanpa ba bi bu dia menyeruduk ke dalam rumah dan memelukku dengan erat. Aku meronta sekuat tenaga namun tidak mampu, cengkeraman tangan majikanku lebih kuat. Tidak ada sesiapapun yang menolongku. Lalu dengan paksa dia melucuti pakaianku. Tanganku menggapai-gapai untuk mencari benda yang bisa aku buat memukulnya namun tidak ada. Dan terjadilah hal yang tidak aku inginkan. Majikanku perempuan mendengarnya namun dia tidak bisa apa-apa.

21 Juli 2012
Sudah dua hari ini aku tidak bekerja. Seluruh tubuhku seakan rontok, hatiku hancur. Kesucianku ternodai. Aku bukan pelacur.

Kemarin majikanku merenggek-renggek dia akan memberikan apapun dan berapapun yang kuminta kepadanya sebagai permintamaafan atas kejadian malam kemarin. Tapi dengan syarat aku harus menyelesaikan kontrak kerja dan tidak boleh menceritakan aib itu kepada orang lain. Ya hari ini aku mendapatkan uang HKD 100000 cash, sebagai uang penutup mulut. Aku terima dengan tanda tangan di atas materai yang disaksikan kuasa hukum setempat  dengan jaminan menutup rahasia itu. Sebab majikanku melakukan dengan tidak sengaja dan dalam keadaan tidak sadar. Sejak hari ini kehidupanku berubah total serba mewah. Gajiku pun naik menjadi HKD 5500 per bulan. Ya hanya sebatas itu yang bisa aku lakukan.

……

01 Oktober 2012
Hari ini adalah ulang tahunku yang keduapuluh tujuh. Aku mendapatkan hadiah yang sungguh tak terduga,  aku tidak menstruasi. Sebulan dua bulan kupikir kalau hanya telat biasa, sebab semenjak di Hong Kong saya jarang menstruasi. Tapi menginjak bulan ketiga hal ini sungguh mengejutkan aku merasa mual-mual setiap pagi, membau amis ikan selalu muntah padahal dulu tidak. Tuhan ada apa denganku? Bagaikan disambar petir. Dunia seakan berakhir. Padahal dulu dokter sudah memastikan bahwa tidak akan hamil dengan pembersihan rahim, tapi Tuhan berkehendak lain. Aku positif hamil bahkan telah berumur tiga bulan. Bagaimana ini? Dunia berputar-putar di hadapanku. Segala kecamuk bertabrakan di kepala. Apa yang harus aku lakukan?

……

Inikah Ratna yang kukenal itu? pekik Mika dalam hati. Aku sebagai sahabat selalu berprasangka buruk dengan kelakuanmu. Tapi hidup ini ternyata lebih rumit dari yang kubayangkan. Oktober tahun ini adalah ulang tahun Ratna sekaligus bulan yang penutup kehidupannya.


[MOS19102012LA]

Kamis, 09 Mei 2013

Sekalung Doa untuk Ayah

Sekalung Doa untuk Ayah






Teruntuk ayahku di negeri Illahi

Ayah
Masih memerah basah tanah hati ini
Saat malam berujung galau mendendangkan tembang pendamai
Yang mengiringi sayap malaikat mendekap jiwamu
Melayang jauh meninggalkan genggam kenangan
Dalam lembaran kitab perjanjian usang

Melatipun masih segar di atas nampan
Wanginya kan terkirim sepanjang hembusan nafas
Meski telah mengering namun tetap abadi
Tersanding rapi dalam beranda suci
Hiasi kehampaan pusara jiwa

Ayah
Tak pernah mata terpejam lena
Bait-bait kerinduan terus mengalir
Seiring hembusan angin menyapa dedaunan kering
Tanpa mengerti uraian waktu mengutuk
Atau dunia ini mengaduh runtuh
Semoga Tuhan memberikan cahaya
Dan kelapangan dalam penantian abadi



Ma On Shan, 15 Desember 2011