Rabu, 26 September 2012

[PUISI] APARTEMEN 1103

APARTEMEN 1103


(dalam lift)
setiap hari penyaksian bersaksi atas langkah-langkah
tertatih menyisir lempeng logam—naik turun
getar nafas rongga dada tertumpah
pada putih perca terbuang dan terpendam
bersama kepingan teka-teki

ingin lari mengejar bayang-bayang diri
yang datang dan pergi tanpa permisi
mendobrak kuat balok pengurung
dalam tanya ketidakpastian
keseimbangan tercabar

(lantai sebelas, pintu ketiga)
lorong gelap kutemukan
langkah-langkah kembali pelan
mencari celah cahaya

di sini pilihan-pilihan tersuguh
usung pintu persilahkan tujuan
dan penyaksian kembali tergelar
lempengan berderit menelan kebekuan
waktu terus berputar
sinar memancar

(ruang imaji)
terhampar memar di seluruh sasar
kepingan rasa
serabut duka
buraian airmata
mengalir pelan dari waktu ke waktu
kembali langkah-langkah terayun
lima penjuru bersaksi atas hitamputih
rasa asin dan amis di sepanjang ruang tualang

bersama jarum berputar
cahaya kembali meredup

(pembaringan malam)
ini saat langkah terhenti
lelapkan diri bersama sepi
mengeja hakiki dalam penantian
dan kucuran airmata menghilang 
di barisan kenang


Juni-September 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar